Silek, Seni Bela Diri Minangkabau Dalam Koreografi Nan Elok
Bagi kamu-kamu yang ngakunya urang awak, masih pada ingat ngga tentang Silek Minangkabau? Sebagai suku yang memiliki tradisi merantau, keterampilan mempertahankan diri tentunya menjadi sesuatu yang wajib dimiliki para pemuda Minang. Namun, bukan berarti kita boleh menyombongkan diri atau mempergunakannya untuk tujuan yang salah ya,A�Guys.
Silek Minang sering disebut-sebut telah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Seni beladiri yang memadukan keluwesan gerak dan ketegasan dalam berbagai jurus mematikan ini dipercaya telah dikembangkan oleh lima pendekar Minang yang gagah berani. Silek juga diyakini kombinasi dari ilmu beladiri lokal dan luar, mengingat adanya hubungan perdagangan yang telah berumur ribuan tahun antara pesisir barat Minangkabau dengan India, Persia, dan negara-negara lainnya.
Seperti halnya seni beladiri di daerah lain, Silek Minang juga dijadikan inspirasi pada berbagai gerak tarian ataupun randai (drama Minangkabau). Nah, randai ini sering kali dijadikan tontonan yang menghibur di Tanah Minang. Di dalamnya ada permainan musik, teatrikal, silat dan tarian. Pada masa lampau, pertunjukkan ini menjadi salah satu tontonan wajib saat perayaan Idul Fitri.
Sedangkan untuk Silek sendiri, bukan ditujukan untuk tari-tarian itu,A�Guys.A�Silek lebih kepada seni pertempuran untuk menjaga diri, terutama saat berada di rantau. Karena itu, gerakan-gerakan dalam Silek diupayakan sesedikit mungkin, cepat, tepat dan mematikan. Wah, kalau gitu jangan main-main sama pemuda Minang ya, kalau nggak mau kena batunya!
Di Minang sendiri, orang yang mahir bermain Silek diberikan gelar Pandeka (pendekar). Sayangnya, saat pendudukan Belanda gelar ini dibekukan. Baru pada tahun 2000-an, masyarakat adat Koto Tengah mengukuhkan kembali gelar ini.
Sifat perantau yang ada dalam darah urang awak, membawa Silek Minang ini menyebar hingga ke seluruh penjuru dunia,A�Guys.A�Sebut saja Sulawesi Utara, Jawa Barat, Betawi, Aceh, Singapura, Malaysia, dan Filipina. Karena itu, nggak heran kalau saat ini mulai ada genre baru dalam Silek yang berkembang di luar ranah Minang. Ditambah lagi, Silek Minang juga diajarkan kepada para pendatang alias mereka yang bukan orang Minang.
Well,A�gimana Guys, sudah sepatutnya kita berbangga ya dengan warisan nenek moyang ini. Apalagi sesama urang awak yang tentunya harus menjaga Silek Minang agar tak punah ditelan zaman. (takaitu.com).