• Listing Properti Terbaik di Sumbar

Mengulik Arsitektur Meru, Atap Masjid Orang Minangkabau Waktu Dulu

Foto : takaitu.com

Pada era modern ini, arsitektur bangunan berevolusi dengan sangat pesat. Pengaruh budaya dan gaya, menjadi faktor terbesar terjadinya perubahan itu. Evolusi arsitektur itu pun terjadi pada bangunan masjid di Minangkabau. Dimana sudah banyak yang terlihat dari bangunannya yang terpadu oleh arsitektur modern. Kenapa? Tentu saja, itu adalah pengaruh dari budaya luar.

Tetapi, sebenarnya perubahan seperti ini tidak terjadi tahun terakhir ini saja. Mayoritas masjid-masjid di Sumbar telah berevolusi, dari gaya tradisional, menjadi gaya modern layaknya arsitektur Timor Tengah. Walaupun demikian, masih terdapat masjid yang tersisa dengan bangunan tradisional di sekitaran Sumbar. Dengan gaya lamanya, ia terbuat dari kayu dan atap rumbia, dan didirikan tanpa satu pun menggunakan paku.

Dokter Arsitektur Universitas Bung Hatta, Eko Alvares menjelaskan, gaya bangunan masjid yang pertama
di Sumbar diberikan istilah atap meru. Apa itu atap meru? Yaitu, bangunan yang memakai atap bersusun
tiga. a�?Gaya bangunan ini bertahan hingga tahun 1950an. Tahun ini, sepertinya ada gerakan membangun
masjid dengan bergaya lain,a�? jelas Eko.

Gerakan membangun masjid yang dimaksud beliau pada saat itu adalah, seperti membangun ornamen kubah pada bagian puncak masjid. Dengan begitu, mayoritas masjid mulai menambah kubahnya. Kata Eko Alvares, kubah itu adalah pengaruh dari Arab. bahan baku dindingnya menggunakan beton atau setengah beton dan kayu.

a�?Bisa jadi ketika itu, banyak masyarakat kita yang pergi naik haji. Di sana mereka melihat Masjidil Haram dan berbagai masjid di Madinah. Sehingga, ketika mereka pulang ke sini. Mereka mulai membangun masjid memakai kubah,a�?ujarnya.

Bahkan, kata Eko Alvares. Tahun 1960an. Bangunan masjid ditambahkan menara. Itu terjadi karena pertumbuhan manusia yang pesat. Sehingga, masjid berguna untuk dimanfaatkan untuk kepentingan ummat bersama. Dijadikan seperti, tempat belajar, rapat, dan lain sebagainya. a�?Masjid digunakan untuk banyak fungsi. Sehingga dibangun menara, menara yang juga kita lihat di Arab sana,a�? tambahnya.

Pada tahun 2000 hingga saat ini. Mulailah bermunculan masjid-masjid yang dibangun dengan arsitektur modern. Contohnya, Masjid Raya Sumbar di Jalan Khatib Sulaiman

Masjid atap Meru yang sudah terbukti kokoh

Kenapa kokoh? Seperti ini, meskipun masjid ini tidak terbuat oleh bahan baku dan alternatif modern, namun Masjid ini cukup kuat daripada Masjid yang baru. Terbukti! Yaitu, pada saat gempa bumi yang terjadi pada tanggal 30 September 2009 silam. Kala itu, bahkan banyak Masjid yang terbuat dari beton pun runtuh.

a�?Bangunan masjid atap meru zaman dahulu itu sudah teruji. Mereka menggunakan material lokal. Karena memang saat itu, mereka tidak kenal teknologi dan material yang canggih seperti sekarang. Sehingga mereka terus melakukan pembelajaran dengan kemampuan yang ada saat itu,a�? tambah Eko yang pernah memperkenalkan gaya bangunan rumah gadang di HAWK Hildesheim, Jerman tahun lalu.

Eko pun berkata bahwa masyarakat saat itu sangat cerdas. Mereka benar-benar memikirkan, sehingga bangunan dengan atap meru sesuai dengan iklim tropis. Dengan atap bersusun tiga tersebut, membuat perputaran angin menjadi stabil. Sehingga tidak akan membutuhkan pendingin ruangan. Karena, udara di dalamnya akan tetap stabil bagaimana pun cuacanya.

Kubah yang bukan hanya dimiliki oleh orang Islam

Kubah dan menara kerap sekali digunakan oleh Masjid-masjid yang berada di Jakarta dan juga Sumbar.
Yang merupakan simbol dari bangunan islam. Menurut Eko, padahal kubah dan menara itu tidak hanya
digunakan untuk bangunan islam.

a�?Di Arab itu, bangunan tempat beribadah umat Kristen juga memakai kubah. Jadi, kubah dan menara tidak selalu islami,a�? jelas Eko.

Bangunan dengan kubah dan menara pun sudah menjamur hingga saat ini. Bahkan, sudah sangat
megah, dan menjulang tinggi ke atas. Menurut Eko, hal ini kemungkinan untuk `menyaingi` bangunan tempat ibadah agama lain. Seperti contohnya, Masjid Istiqlal di Jakarta, yang dihadapannya terdapat bangunan katedral yang besar.

a�?Begitu juga pembangunan masjid raya Sumbar yang baru dibangun di Jalan Khatib Sulaiman. Di sepanjang jalan Sudirman itu kan ada dua gereja besar peninggalan masa Belanda. Karena Sumbar identik dengan masyarakat Minangkabau yang Islami. Maka dibangunlah masjid besar juga di Jalan Khatib Sulaiman tersebut,a�? terangnya.

Tentang menara, Eko pun ikut berpendapat. Bangunan menara yang menjulang tinggi ke atas, seolah manusia ingin melambangkan usaha mereka untuk mendekat ke langit.

Bangunan lama yang jelas lebih kokoh

Menurut tukang bangunan Syafril, bangunan lama lebih sulit daripada bangunan modern seperti sekarang. Kenapa? Tentu saja, karena pembuatan bangunan yang modern itu lebih mudah dan canggih. Sehingga, akan mudah juga hancurnya.

a�?Dulu itu, segala bahan bangunan hanya dengan kayu. Alat-alatnya sederhana. Memotong kayu dengan gergaji. Memuluskannya dengan katam manual, kemudian pakunya juga terbuat dari kayu. Sedangkan sekarang lebih mudah dengan menggunakan semen, batu dan alat-alatnya memakai mesin,a�? ujar lelaki yang sudah bekerja sebagai tukang sejak tahun 1970 silam.

Salah satu kelebihan bangunan yang terbuat dari kayu menurut Syafril. Yaitu, lebih tahan lama daripada bangunan beton. Dan, dia mencontohkannya dengan bangunan bersejarah. a�?Coba kita lihat bangunan-bangunan tua peninggalan abad 19. Kita masih menemukan bangunan kayu masa silam yang masih utuh. Tapi bangunan lama yang terbuat dari beton sudah banyak yang direnovasi,a�? tambahnya.

Ingin rumah kita aman dari gempa? Syafril juga pun berpendapat. Bahwa, dia mengatakan rumah kayu jauh lebih aman dari beton Karena kayu satu kesatuan. Misalnya, satu tiang kayu dari bawah sampai atas satu kesatuan. Begitu juga papan yang digunakan untuk dinding. Sehingga, kemungkinan terburuk itu hanya patah atau rapuh.

Sementara, bangunan beton memiliki perpaduan yang berbeda. Yaitu, seperti batu dipadu padankan dengan semen dan pasir. Hal itu menyebabkan, jika terjadi sedikit saja sebuah goncangan, pecah sedikit menyebabkan kerusakan keseluruhan. Ya, kemungkinan akan hancur lebur yang akan terjadi. Nah! Gimana sudah ngerti gimana perkembangannya yang pesat itu, bukan? Baiklah, semoga bermanfaat! (takaitu.com)

 

 .

Related posts

Inilah 9 Tradisi Unik Menjelang Ramadhan dari Tanah Minang

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang sangat di nantikan oleh seluruh umat Islam. Di bulan ini para...

Continue reading

Peduli lingkungan, 40 ribu tukik ditetaskan

Lokasi penetasan tukik yang dikelola Pemuda Peduli Lingkungan di Amping Parak. (Antara Sumbar/Didi...

Continue reading

Potret Kedekatan Bung Hatta dan Ibunda yang Bikin Terharu

    Moch Hatta | Via: wikipedia.com Liputan6.com, Padang -A�Di balik...

Continue reading